Thursday, December 25, 2008

Mengubah Emosi (-) menjadi (+)


Terakhir kali saya marah saat “Tragedi 10 Oktober 2008”. Hari itu emosi saya dalam puncak ter-tinggi. Seluruh emosi negatif saya terkumpul menjadi satu: Marah, menangis, teriak! Tapi semua tidak dapat saya tumpahkan dimuka umum.

Saya pun ingat sebuah kata bijak, “Jika kau marah pada satu orang, maka tersenyumlah dengan tulus pada seribu orang yang kau jumpa, maka emosimu akan menguap”. Dan hari itu saya tersenyum pada setiap orang yang saya jumpai meskipun tidak saya kenal. Sedangkan dengan orang yang saya kenal, saya ajak mereka bercanda dan tertawa. Ternyata Benar! It’s Work!! Emosi negatif saya menguap.

Setelah itu saya keliling kota tanpa tujuan, menikmati kerlap-kerlip metropolitan kala malam. Dalam berkendara saya berusaha tidak menangis. Saya tak ingin tertabrak dan mati konyol karena menangis maklum saya belum ikut asuransi jiwa. Dengan berkeliling kota hati saya sedikit terhibur.
Setelah masuk kamar barulah saya menangis. Tak perlu lama asal emosi dapat keluar, tak baik memendam emosi, karena kalau suatu saat meledak, ’Gaswattt!’. Sambil menangis masih sempat saya telfon sahabat-sahabat saya dan berkata, “Aku lagi nangis”, hehehe

Emosi negatif (marah), adalah penyebab utama penyakit jantung, sakit kepala, dan hipertensi (kalau memendam marah mungkin menyebabkan Jerawat, serta penyakit berbahaya lain). Mengubah emosi (-) menjadi (+), ada caranya:
  1. Saat marah jangan berbicara. Segera ambil lap, sapu, kain pel. Marah itu energi yang sangat besar, dari pada terbuang lebih baik bersihkan rumah sampai kinclong. Dijamin emosi menguap hati tentram melihat rumah bersih dan rapi.
  2. Olah raga. Angkat barbel, fitnes, lari keliling stadion 10x. Dijamin emosi menguap, tubuh langsing dan sehat.
  3. Ada juga seperti teman saya. Saat marah ambil kertas bekas dan disobek-sobek hingga kecil-kecil. Tapi ingat “Green and Clean”, jangan menambah sampah bow!
Selamat Marah... Hehehe


No comments: