Thursday, August 2, 2018

Timi dan Kungpi

Sebuah percakapan singkat antara saya dan sepupu sewaktu baru melahirkan anak pertama...

"Mbak, entar dedek nya panggil mami dan papi (kakek nenek nya) apa mbak?"
Saya spontan jawab, "Timi dan Kungpi!"
"Lho kok?"
"Iya, singkatan dari: Uti mami dan Kakung papi"
Sepupu saya pun tertawa...

Jaman sudah berubah, sekarang sudah tidak musim nya lagi panggil kakek nenek, eyang, atau embah. Kebanyakan yang saya tahu pakai nama panggilan kakek nenek dari luar atau pakai singkatan, seperti: Oni (oma Weni), Ode (oma Ade), Opi (opa Oki), Ulik (uti cilik), Alik (akung cilik), dan sebagainya. Dari situlah, sejak hamil anak pertama saya sudah mikir, enaknya panggil apa nanti anak-anak saya ke kakek nenek nya?

Kalau dari pihak keluarga suami saya sudah fix "nektu (kakek dari bahasa Aceh) dan eyang", kalau dari keluarga saya si abang ini cucu pertama jadi pelopor panggilan buat kakek nenek nya.

Sempat kepikir Yangmi (eyang mami) tapi enggak enak panggilannya. Atau dibalik Miyang (mami eyang), malah terdengar 'peyang'. Terus saya teringat kakak sepupu saya kalau panggil almarhumah neneknya 'uti'. Saya pun terbersit uti mami, pasangannya kakung papi. Disingkat TiMi dan KungPi.

Begitulah kurang lebih asal mula panggilan Timi dan Kungpi, nenek dan kakek nya anak-anak saya..

No comments: