Wednesday, August 1, 2018

Aku Bukan Siapa-Siapa

Saya ini berkali-kali jatuh bangun di dunia kepenulisan. 

Kalau kata mami saya: "Kamu itu anget-anget tai ayam"

Mami saya memang kalau ngomong 'tadeng aling-aling' alias langsung to the point tepat sasaran, makjleb. 

Iya, saya memang seringnya semangat di awal, mendadak loyo dipertengahan jalan. Seperti contohnya dalam hal menulis. Saya senang menulis itu sejak jaman saya sekolah dasar. Tapi, sampai tua bangka sekarang ini belum pernah sekalipun menang di dunia kepenulisan. Ikut lomba tapi kurang konsisten. Sekali ikut lomba, kalah, langsung gondok mogok menulis sampai rentang waktu entahlah. Inginnya instan ya kesannya. Saya itu seringnya merasa tulisan saya bagus, tapi kenapa nggak pernah masuk nominasi? Jadi kesannya sombong nggak mau instrospeksi diri. 

Kalau sekarang, alasan mulu. Nggak ada waktu buat menulis yang jadi alasan kuat nya. Terlalu repot ngurus bocil-bocil. 

Iya, memang menulis itu butuh waktu dan pikiran. Dan saya ini modelnya nggak gampang posting tulisan, khawatir menyinggung perasaan seseorang. Padahal saya suka menulis itu ya mengalir aja, apa adanya yang ingin saya tulis saat itu. Payahnya, akhir-akhir ini saya kalau kesal terhadap sesuatu inginnya saya tuangkan dalam tulisan. Nah, disini saya khawatir tulisan saya salah sasaran. Ada pihak tertentu yang salah kaprah. 

Saya kebetulan ikut komunitas emak-emak sejagad rempong. Isinya no rumpi rumpi. Cuma sekumpulan emak-emak yang mencari dan berbagi ilmu. Nah dalam komunitas yang di kota saya ini ada empat rumbel (rumah belajar), yaitu: rumbel jacra, rumbel memasak, rumbel literasi, dan rumbel bisnis. Kalau mau ikut rumbel maksimal dua, gak boleh serakah.
Ini yang menjadi gundah gulana.
Saya sejak awal tertarik ikut rumbel bisnis & rumbel literasi. Tapi saya jadi galau sendiri.

Emang keuntungan nya apa kalau saya ikut rumbel literasi? Menghasilkan kah? 

Saya ini manusia biasa, jadi wajar kalau saya mengharapkan sesuatu yang menghasilkan dari yang saya gemari. Karena selama ini saya tidak mendapatkan apa-apa (dari segi materi) dari kegemaran saya menulis.
Saya hanyalah ibu rumah tangga dengan segudang kerempongan di rumah. Ingin nya punya sesuatu yang menghasilkan materi sembari mengasuh anak dan mengurus rumah.
Kalau saya ingin mengembangkan passion saya di bidang penulisan, saya harus banyak meluangkan waktu dan pikiran. Sementara anak lagi masa-masanya minta diperhatikan penuh, harus selalu didampingi bermain dan belajar. Makannya pun nggak boleh sembarangan, beli makan di luar rumah banyak msg nya, anak saya alergi msg. Kalau saya terlalu fokus pada menulis, saya seperti emak yang egois mau menang sendiri...
Jadi, saya mantapkan ikut rumbel bisnis daaan rumbel memasak.. kenapa memasak?
  • Saya melihat menu yang diajarkan di rumbel memasak sangat menggiurkan. 
  • Selain itu anak saya pemilih makanan dan tidak bisa sembarangan makan, bagusnya jangan sering jajan. 
  • Menu dessert yang diajarkan di rumbel memasak sangat cocok dengan selera abi.
  • Siapa tahu dengan ikut rumbel memasak bisa mendapat rejeki tambahan.
Padahal memasak masuk kuadrant "bisa tapi tidak suka" bukan passion saya, bukan bakat saya. 
Tapi entahlah, keluarga lebih utama daripada saya mendahulukan passion saya. Toh eyang dan mami saya pandai memasak dan membuat kueh. Tante-tante saya juga. Beberapa dari mereka terima order makanan. Ada juga yang buka resto dan catering, padahal dahulu ogah kalau berurusan dengan masak memasak katanya ribet. Tapi nyata nya sekarang?

Minat dan bakat. 

Pernah saya ikut suatu test minat dan bakat. Dalam test tersebut dijabarkan bakat itu mengalahkan orang-orang yang belajar karena minat saja.

Jadi, andaikan saya yang merasa punya bakat menulis ini ikut rumbel literasi, kemungkinan saya bisa bersinar di rumbel tersebut (hyaa, bersinar yaa). Untuk sementara ini tidak perlu bersinar, karena "semua akan bersinar pada waktunya".
Kapan?
Yaa entah "kapan"...
Tapi tenang saja, saya tetap menulis blog. Tapi syantai syantai aja nulisnya, nulis seputar kerempongan emak-emak hohoho...

No comments: