Tuesday, March 30, 2010

Mengubah emosi (-) menjadi (+)


Beberapa minggu terakhir ini amarah saya gampang tersulut. Setiap wanita pasti punya siklus yang menyebabkan pasang surut emosi, tapi entah mengapa telah melewati siklus bulanan tersebut tetap saja emosi negatif saya tidak dapat terkontrol. Saya jadi teringat postingan lawas saya dengan judul sama di akhir tahun 2008. Simak repost lawas saya berikut ini...

Terakhir kali saya marah besar saat Tragedi 10 Oktober 2008. Hari itu emosi saya dalam puncak ter-tinggi. Seluruh emosi negatif saya terkumpul menjadi satu: ingin rasanya Marah, Menangis, Teriak! Tapi semua tidak dapat saya tumpahkan dimuka umum.


Saya pun ingat sebuah kata bijak, “Jika kau marah pada satu orang, maka tersenyumlah dengan tulus pada seribu orang yang kau jumpa, maka emosimu akan menguap”. Dan hari itu saya tersenyum pada setiap orang yang saya jumpai meskipun tidak saya kenal. Sedangkan dengan orang yang saya kenal, saya ajak mereka bercanda dan tertawa. Ternyata Benar! It’s Work!! Emosi negatif saya menguap.

Setelah itu saya keliling kota tanpa tujuan, menikmati kerlap-kerlip metropolitan kala malam. Dalam berkendara saya berusaha tidak menangis. Saya tak ingin tertabrak dan mati konyol karena menangis maklum saya belum ikut asuransi jiwa. Dengan berkeliling kota hati saya sedikit terhibur.
Setelah masuk kamar barulah saya menangis. Tak perlu lama asal emosi dapat keluar, tak baik memendam emosi, karena kalau suatu saat meledak, ’Gaswattt!’. Sambil menangis masih sempat saya telfon sahabat-sahabat saya dan berkata, “Aku lagi nangis”, hehehe

Emosi negatif (marah), adalah penyebab utama penyakit jantung, sakit kepala, dan hipertensi (kalau memendam marah mungkin menyebabkan Jerawat, serta penyakit berbahaya lain). Mengubah emosi (-) menjadi (+), ada caranya:

1. Saat marah jangan berbicara. Segera ambil lap, sapu, kain pel. Marah itu energi yang sangat besar, dari pada terbuang lebih baik bersihkan rumah sampai kinclong. Dijamin emosi menguap hati tentram melihat rumah bersih dan rapi

2. Olah raga. Angkat barbel, fitnes, lari keliling stadion 10x. Dijamin emosi menguap, tubuh langsing dan sehat

3. Atau seperti teman saya. Saat marah ambil kertas bekas dan disobek-sobek hingga kecil-kecil. Tapi ingat “Green and Clean”, jangan menambah sampah bow!

Mungkin itu sedikit tips dari saya. Ada baiknya, dari pada marah berkepanjangan lebih baik dibicarakan dengan orang terdekat atau dengan orang penyebab amarah kita. Dengan terbuka dan sharing dapat menghilangkan emosi negatif.

Selamat Marah yee... Hehehe

12 comments:

edi said...

Akan kucoba jurus anda, nanti kalau sedang marah!

Riesta Emy Susanti said...

jangan marah ya...
aku cuma mampir kok...
hehehehe

Itja Soerjo said...

@Achmad: silahkan dicoba, semoga bermanfaat ^^

@Riesta: nggak kok, malah seneng dicomments ^^

Handika Aditya said...

kebetulan saya ini orangnya penyabar, dan jarang sekali marah. Banyak orang yang ngatain saya bencong, homo dsb, saya tetep asik-asik aja. Tapi kalo cowok saya jalan sama cowok lain saya pasti gorok lehernya. Cincang-cincang kemaluannya! huh Jadi emosi! :D

rika riyanti said...

o...gtu ya Ca', hmmm...mumpung pagi2 sayah coba tips pertama....(^_^)..hehe

Ninda Rahadi said...

mbak icha lama ngga nulisss yaaaaaa... met malem,, bawain chitato

arfgan said...

kalo marah yha cuci muka ajah biar adem.
btw dah lama nih gak ngepost
ahahaha....

Yulia Rahmawati said...

klo marah,,,
saya pergi shopping,,,
hheheheh

Lely Prawesti said...

klo lg mrh coba duduk, klo duduk gak reda amarahny berbaring.. hehe
salam..saling follow yukk...^^

Unknown said...

kalo lg emosi,ambil air wudhu,sholat trus baca qur'an,...

UuL said...

nyoba jurus yang kedua ah... lumayan bisa nurunin beberapa ons :p

*lirik komen d atas
ahhhh iyaa...itu juga membantu sekali lhoo :D

Elsa said...

huuahahahaaa
aku kaget lihat foto bayinya itu

eksresif sekali
pinter tuh fotografernya!!!
hahhahahahaaa