Sunday, February 8, 2009

GIGI-ku bukan GIGI-ku


Gigi-ku bukan Gigi-ku? Lantas gigi siapa? Hehehe, sebenarnya saya ingin menceritakan kisah “1st day kawat Gigi”. Sebelumnya saya sudah bercerita proses pencabutan gigi geraham saya. Tapi saya belum bercerita mengapa gigi geraham saya sampai dicabut. Sebenarnya ‘sakit’ ini sudah lama saya pendam. Ya, gigi geraham saya gingsul*
(gigi baru sudah tumbuh tapi gigi susu belum lepas, *istilah bahasa Jawa),
gigi geraham kiri bagian atas. Dan baru ketahuan ketika mami saya memaksa saya memasang kawat gigi untuk merapikan gigi kelinci saya, hehe Proses pemasangan kawat gigi ternyata lama, membutuhkan waktu beberapa hari di beberapa tempat....


Pertama tanggal 23 Januari’09 [Kalijudan jam 08.00, tempat praktek di rumah] pemasangan behel pada setiap gigi -Kira2 satu jam saya nganga, behel dipasang satu2 pada gigi dengan lem, namun sebelum itu gigi dibersihkan dahulu agar karang gigi lepas. Wuih benar2 kering mulut dan ngilu setelah karang gigi dibersihkan... Rencana awal hanya gigi atas saja akhirnya gigi atas-bawah. Penyiksaan ini saya namakan “Gigi berduri”, sebab setiap saya ngomong behel selalu kecantol bibir. Rasanya menancap-nancap di bibir bagian dalam dan mulut saya sariawan karenanya :'(

Kedua tanggal 24 Januari’09
[Peneleh jam 17.00, tempat praktek dokter bedah mulut, dengan membawa surat rekomendasi dokter] pencabutan gigi geraham. 

Ketiga tanggal 27 Januari’09 [Jl.Nias jam 15.00, tempat praktek setiap hari] Pemasangan kawat gigi bagian bawah (karena behel gigi atas ada yang lepas, dibersihkan, dan dilem ulang) kembali lagi besok... Malam harinya saya tidak bisa tidur, badan meriang panas dingin :'( 

Keempat tanggal 28 Januari’09 [Jl.Nias jam 13.00, tempat praktek setiap hari] Pemasangan kawat gigi bagian atas (sepertinya dokter agak kerepotan, sampai pinjam jari saya untuk mengganjal kawat, hehe) Malam harinya rasa sakit double. Saya sms Rina, “Haduw wo, pingin cantik kok tersiksa”, si bowo balas, “Ya wajar kan, bersakit-sakit dulu bercantik-cantik kemudian, dinikmati aja wo”. (Sedangkan si Nanda dua kali saya ajak tapi tidak bisa, makin "Penasaran" dia) Selama tiga hari saya tidak bisa makan nasi, terpaksa makan bubur. Setiap kali gosok gigi, gigi tidak terasa, mati rasa. Rasanya seperti “Gigi ku bukan gigi ku”... *Pesan untuk Rina / bowoisme se-Indonesia yang ingin pasang behel, lebih baik enggak dey... apa lagi kalau nggak terpaksa banget... This is me, NewLook!

3 comments:

nAndaLiciOuz said...

wooooo....
it's oke...

pake behel? no problemo
you still look pretty

beauh,... aq lg skt gigi wooo
gigi belkangku yg tumbuh separo cenut2 kumat lagi
apa doktermu bisa membantuku?

ummul said...

ya... gigimu tetap gigimu.

senyummu untuk semua orang.

salam, dan senyum!
http://ummul-orthodonti.blogspot.com
(yang mau berbagi senyum dengan behel di gigi)

Itja Soerjo said...

Iya tersenyumlah pada semua orang,
karena senyum adalah ibadah...