Saya ini tergolong ketika remaja enggan berpacaran. Bukan karena saya paham soal agama, bahwa dalam islam tidak ada ajaran berpacaran (pengetahuan saya soal islam masih jauuhh kala itu) atau bukan pula tidak laku (maaf, bukannya sombong, silahkan tanya suami saya bagaimana perjuangan dia mendapatkan saya dengan persaingan ketat, seketat celana legging :p).
Dan karena enggan nya saya berpacaran itu, sering saya mendapat "omongan miring" dari orang-orang. Yang katanya saya ini pemilih lah, sok kecakepan lah, sok berpendidikan tinggi lah, sok lulusan dari kampus ternama lah, terlalu judes lah jadi membuat laki-laki takut, daaan sederetan omongan negatif lainnya.
Sedih mendengarnya.
"Emangnya salah yaa nggak punya pacar??"
Pikir saya kala itu.
Toh ini hidup, hidup saya. Pilihan, pilihan saya. Kok orang orang sekitar saya yang bingung.
Akhirnya ketika usia saya semakin bertambah, semakin hebohlah orang orang terdekat saya (keluarga). Mereka pada mencemaskan saya karena belum punya pacar sedangkan usia sudah amat sangat layak untuk menikah.
"Mbak, temen kuliah atau senior nya jaman kuliah nggak ada tah yang udah kerja tapi belum punya pacar? Coba di deketin", tanya tante saya suatu ketika.
Pikir saya ogaaah.... malah pernah saya tunjukan ke tante saya itu , foto saat saya datang ke nikahan salah seorang senior. Trus tante saya tunjuk salah seorang senior, "Yang ini manis mbak, coba dideketin", saya lihat, ingin ketawa rasanya. Senior itu sudah punya calon, kebetulan adik kelas saya juga, jawab saya.
"Walaaah... emane mbak ica"
Hahaha, ingin ketawa ngakak saya dengernya.
Tapi yang amat sangat menyakitkan saya dan keluarga adalah... ketika saya difitnah oleh salah seorang family, yang tak lain tak bukan sepupu orangtua saya.
Saya tidak mengada-ada atau menjelek kan orang.
Jadi pernah saya dan keluarga mendengar bahwa saya sering berkunjung ke salah seorang family karena menyodorkan diri minta dikenal-kenal kan pada kenalan family tersebut yang masih single. Nauzubillahimindzalik... mana pernah kami sekelurga serendah itu. Kami berkunjung ke family tersebut karena kami memang ada perlu tapi bukan keperluan minta dikenal-kenalkan. Itu fitnah! Sedangkan sepupu orangtua saya itu langsung gembar-gembor ke seluruh keluarga besar menceritakan fitnah tersebut.
Puncaknya justru sepupu orangtua saya itu yang memaksa mengenalkan saya pada kenalan anaknya. Yang saat itu cerita nya mencla-mencle. Katanya seorang dokter yang satu profesi dengan anaknya, katanya seorang pengusaha yang sudah mapan, katanya sudah punya rumah plus perabotannya, katanya teman bisnis anaknya yang saat itu menjalankan bisnis klinik bersama anaknya, katanya ganteng dan alim, katanya katanya dan katanya (macam lagu jadulnya Trio Kwek Kwek, lol).. sejuta katanya, yang kala itu sudah saya sanggah, "Saya tidak cari yang ganteng. Yang penting paham agama, bisa menjadi imam buat saya, dan satu visi misi dengan saya", kalau teringat kembali, ingin saya kata-katain family tersebut *tarik nafas dan istigfar
Hingga pada kenyataan nya, si anak family tersebut juga ditipu oleh orang yang mau dikenalkan paksa pada saya itu. Disaat seperti itu, akhirnya si family tersebut berkata, "Aku nggak maksa lho ya,,, aku mung kenalkan tok", mpreet lah, coba saat itu saya rekam pasti ada bukti pemaksaan terhadap kami dari kalimat beliau tersebut, tapi Allah maha tahu dan maha segalanya, kami terhindarkan dari orang tersebut sebelum melangkah lebih jauh, dan yang pasti malaikat punya rekaman dari ucapan beliau, biar bulu disekujur tubuhnya yang bersaksi kelak.
Dan karena enggan nya saya berpacaran itu, sering saya mendapat "omongan miring" dari orang-orang. Yang katanya saya ini pemilih lah, sok kecakepan lah, sok berpendidikan tinggi lah, sok lulusan dari kampus ternama lah, terlalu judes lah jadi membuat laki-laki takut, daaan sederetan omongan negatif lainnya.
Sedih mendengarnya.
"Emangnya salah yaa nggak punya pacar??"
Pikir saya kala itu.
Toh ini hidup, hidup saya. Pilihan, pilihan saya. Kok orang orang sekitar saya yang bingung.
Akhirnya ketika usia saya semakin bertambah, semakin hebohlah orang orang terdekat saya (keluarga). Mereka pada mencemaskan saya karena belum punya pacar sedangkan usia sudah amat sangat layak untuk menikah.
"Mbak, temen kuliah atau senior nya jaman kuliah nggak ada tah yang udah kerja tapi belum punya pacar? Coba di deketin", tanya tante saya suatu ketika.
Pikir saya ogaaah.... malah pernah saya tunjukan ke tante saya itu , foto saat saya datang ke nikahan salah seorang senior. Trus tante saya tunjuk salah seorang senior, "Yang ini manis mbak, coba dideketin", saya lihat, ingin ketawa rasanya. Senior itu sudah punya calon, kebetulan adik kelas saya juga, jawab saya.
"Walaaah... emane mbak ica"
Hahaha, ingin ketawa ngakak saya dengernya.
Tapi yang amat sangat menyakitkan saya dan keluarga adalah... ketika saya difitnah oleh salah seorang family, yang tak lain tak bukan sepupu orangtua saya.
Saya tidak mengada-ada atau menjelek kan orang.
Jadi pernah saya dan keluarga mendengar bahwa saya sering berkunjung ke salah seorang family karena menyodorkan diri minta dikenal-kenal kan pada kenalan family tersebut yang masih single. Nauzubillahimindzalik... mana pernah kami sekelurga serendah itu. Kami berkunjung ke family tersebut karena kami memang ada perlu tapi bukan keperluan minta dikenal-kenalkan. Itu fitnah! Sedangkan sepupu orangtua saya itu langsung gembar-gembor ke seluruh keluarga besar menceritakan fitnah tersebut.
Puncaknya justru sepupu orangtua saya itu yang memaksa mengenalkan saya pada kenalan anaknya. Yang saat itu cerita nya mencla-mencle. Katanya seorang dokter yang satu profesi dengan anaknya, katanya seorang pengusaha yang sudah mapan, katanya sudah punya rumah plus perabotannya, katanya teman bisnis anaknya yang saat itu menjalankan bisnis klinik bersama anaknya, katanya ganteng dan alim, katanya katanya dan katanya (macam lagu jadulnya Trio Kwek Kwek, lol).. sejuta katanya, yang kala itu sudah saya sanggah, "Saya tidak cari yang ganteng. Yang penting paham agama, bisa menjadi imam buat saya, dan satu visi misi dengan saya", kalau teringat kembali, ingin saya kata-katain family tersebut *tarik nafas dan istigfar
Hingga pada kenyataan nya, si anak family tersebut juga ditipu oleh orang yang mau dikenalkan paksa pada saya itu. Disaat seperti itu, akhirnya si family tersebut berkata, "Aku nggak maksa lho ya,,, aku mung kenalkan tok", mpreet lah, coba saat itu saya rekam pasti ada bukti pemaksaan terhadap kami dari kalimat beliau tersebut, tapi Allah maha tahu dan maha segalanya, kami terhindarkan dari orang tersebut sebelum melangkah lebih jauh, dan yang pasti malaikat punya rekaman dari ucapan beliau, biar bulu disekujur tubuhnya yang bersaksi kelak.
Makanya, saya tidak mengada-ada bahwa "Melajang sama dengan Menyebabkan Fitnah".
Manusia itu jika ingin memfitnah bisa lewat jalan mana saja. Memfitnah itu mudah.
Jadi, memang sudah seharus nya manusia hidup berpasang-pasangan.
Allah menciptakan makhluk Nya untuk hidup berpasang-pasangan. Dan ketahui lah duhai manusia-manusia jomblo, bahwa memiliki pasangan itu indaaaah... subhanallah... :)
No comments:
Post a Comment