Saturday, December 23, 2017

Nggak Mau Kado !!

Semalam saya teringat sewaktu saya kecil diajak orang tua belanja ke sebuah mall di Surabaya (saat itu hanya ada Mall TP). Saat itu sekitar bulan Desember menjelang natal, suasana mall meriah dengan suasana natal plus santa yang membagi hadiah. 

Saat itu saya berusia antara 3-5 tahun. Saat saya lewat di depan si santa saya dibagi kado. Berhubung saya anak yang penurut nggak boleh menerima hadiah dari orang tak dikenal, saya tidak mau terima kado yang ditawarkan santa, saya malah bersembunyi di balik kaki papi sambil curi curi pandang ke arah santa, sementara si santa tetap berusaha mengacung-acungkan kado ke arah sembunyi saya.

Yang bikin saya takut sebenarnya bukan santa, tapi asisten si santa yang muka nya cemong cemong hitam mirip dakocan, bawa sapu lidi dan karung seolah hendak menculik anak. *ngakak

Iyes, jaman saya kecil, tidak pernah mau kalau di kasih sesuatu oleh orang tak dikenal. Entah karena saya terlalu menuruti nasehat orang tua atau karakter saya yang pemalu dan sulit untuk berhadapan dengan orang lain, "jangan pernah mau kalau diberi sesuatu oleh orang yang tak dikenal ya..."
Begitu kurang lebih setiap kali mami menasehati saya kala itu.
Bahkan saat lebaran silaturahim ke rumah direksi kantor mami saya, ketika beliau hendak memberi saya angpao, saya tidak mau. Kekeuh tidak mau meskipun dipaksa-paksa. Sampai beliau tertawa dan berujar, "baru kali ini ada anak dikasih angpao menolak"
Beliau tidak tersinggung, malah tertawa mungkin dianggap nya lucu :")

Pun juga demikian dengan anak saya. Tidak sama persis dengan saya ketika kecil, tapi kalau ada orang atau tetangga yang mau memberi dia makanan minuman atau kue, anak saya selalu minta izin ke saya atau abi terlebih dahulu.

Bermula dari saya menasehati sekilas saat di rumah, "Bang, kalau ada orang yang kasih makanan minuman kue atau mainan ke abang tapi abang tidak kenal sama orang nya, jangan mau ya nak, abang izin dulu ke Umi atau Abi. Kalau Umi atau Abi bilang boleh, baru abang nggak apa terima ya nak..."
Hanya sekilas sih saya menasehati nya, kala itu sembari memakaikan baju dia usai mandi kalau tidak salah.

Saya tidak menyangka, ternyata dia mengingat nasihat saya..
Dua hari setelah saya menasihati nya begitu, saya ajak dia ke rumah tetangga untuk bayar iuran security. Sewaktu tetangga menawarkan kue kering pada anak saya, dia tidak langsung menerima, dia menoleh ke arah saya dengan sorot mata meminta izin. Saya mengangguk, "iya boleh", baru lah dia mengambil kue kering dari stoples.

Bukan hanya itu, kali selanjutnya, ketika sore hari anak anak tetangga pada berkumpul main di luar rumah, tiba tiba salah seorang tetangga keluar membagi bagi kan susu kemasan. Semua anak berebut minta, tapi tidak dengan anak saya, dia menunjuk kerumunan anak yang berebut sambil menoleh ke arah saya minta izin. Saya jawab, "iya boleh nak, sana minta tante..", barulah dia ke tetangga yang membagikan susu kemasan.

Subhanallah...
Saya sering takjub dengan anak saya...
Bukan saya membangga banggakan anak, tapi saya banyak belajar dari karakter anak saya. Dia lebih dewasa dari usia nya yang baru tiga tahun. Bisa dikasih pengertian dan dia bisa memahami orang lain di usianya yang masih batita...
Sebagai orang tua, saya banyak belajar dari anak...

Jadi, jangan biasakan anak gampang menerima kado / hadiah dari orang lain. 

Tapi biasakan anak "memberi" kado / hadiah kepada orang lain.

Kurang lebih begitu saya mendidik anak...
Itu pun ajaran dari orang tua saya...




No comments: