Jadi gini ceritanya, tadi sore anak saya lihat dari jendela ruang tengah keluar rumah, trus nggak sengaja dia lihat anak tetangga naik mobil ayahnya, mereka mau pergi.. anak saya yang baru usia tiga tahun seketika menangis dan berucap dengan cadelnya, "Acid naik obi... naik obi..." nangis sampai sesenggukan...
Saya yang lihat dia nangis... speechless...
Trus saya pangku dan peluk dia, sambil berucap, "lhoo, kan acid belum punya mobil... abi belum punya mobil... tapi kan acid punya mobil-mobilan buanyaaakk... temennya acid lho, kasihan nggak punya mobil-mobilan banyak..."
Dia hanya lihat saya dengan sisa air mata di pipi, sementara saya berucap sambil mewek...
"Ayoo main mobil-mobilan sama umi..."
Akhirnya dia berhenti menangis dan main lagi mobil-mobilannya...
Terus terang sore tadi saya terenyuh, mewek, nggak tega anak saya bilang begitu... saya dulu seusia dia kemana-mana sudah naik mobil, sementara anak saya sampai usia tiga tahun, saya dan suami belum sanggup belikan dia kendaraan mobil... saya dahulu sudah difasilitasi lengkap oleh orang tua saya, sementara saya sekarang masih belum bisa memfasilitasi anak saya...
Tapi saya bersyukur, anak saya termasuk anak yang pengertian, dia cukup dewasa untuk anak seusia nya... dia sudah bisa diberi pengertian sejak usia satu tahun... sementara kalau saya bandingkan dengan teman-teman nya masih belum bisa diberi pengertian, bahkan yang lebih dewasa dari dia, masih ada kolokannya.
Termasuk dalam hal berbagi mainan. Anak saya tidak pelit meminjamkan mainannya, sementara ada anak yang usia dibawah dia sangat pelit dalam hal berbagi. Misal, anak saya bawa mainan mobil-mobilannya, setiap dia bawa selalu ganta-ganti. Mungkin teman mainnya ingin juga mainan seperti anak saya, tapi tidak punya, trus si teman nya itu bilang, "pinjam", anak saya langsung meminjamkan mainan nya. Tapi begitu si temannya itu bawa mainan nya sendiri dan anak saya mau pinjam, tapi temannya itu tidak mau meminjamkan mainannya, padahal sebelumnya mainan anak saya sudah dipinjam si temannya itu. Dan mainan anak saya pun nggak mau dikembalikan malah dibawa pergi.
Kadang gemas saya lihatnya, pun begitu dengan ibunya anak tersebut, juga gemas dengan kelakuan anaknya. Kadang sering malu sama saya atas kelakuan anaknya.
Jadi, disini saya banyak belajar dari karakter dan sifat anak saya yang ternyata banyak sifat positif bawaan... alhamdulillah saya sangat bersyukur...
Maka dari itu, kenapa saya katakan pada anak saya tadi sore, "abi belum punya mobil... tapi kan acid punya mobil-mobilan banyaaakk... temen acid lho kasihan, nggak punya mobil-mobilan banyaaakk..."
Dari kalimat saya itu, saya ingin agar anak saya membandingkan dan bersyukur bahwa dia meskipun belum memiliki "yang itu" tapi dia punya lebih banyak "yang ini" dibandingkan temannya... :))
1 comment:
wah I learn something
makasih mbak
Post a Comment