Tuesday, July 28, 2009

Perihal Tentang MIMPI

Bismillahirrahmanirrahiim...

Perlu diketahui bahwa mimpi merupakan peristiwa di alam bawa sadar yang setiap orang pasti pernah dan bahkan sering mengalaminya, adapun perihal datangnya mimpi tersebut berasal dari sumber yang bermacam-macam.


Dari Abu Hurairah radiallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasalam beliau bersabda: Apabila masa telah semakin dekat (dengan hari Kiamat) mimpi seorang muslim hampir-hampir tidak dusta (meleset). Orang yang paling benar mimpinya diantara kamu adalah orang yang paling benar perkataannya. Mimpi seorang muslim adalah salah satu bagian dari empat puluh lima bagian kenabian. Dan mimpi itu ada tiga macam : mimpi yang baik, merupakan kabar gembira dari Allah, mimpi yang menyedihkan (buruk) itu dari setan dan mimpi yang bersumber dari bisikan jiwa seseorang. (HR. Muslim No 2263)

Dengan demikian mimpi itu ada yang benar dan ada yang tidak benar. Yang pasti mimpi tidak dapat dijadikan landasan, dalil atau hujjah dalam menetapkan syariat dan dalam beribadah kepada Allah ta’ala.
Adapun orang-orang sufi dan tarekat yang menjadikan mimpi sebagai hujjah dan dalil, mereka telah menyimpang dari manhaj aqidah ahli sunnah wal jamaah yang benar yang disepakati oleh para salafush shalih (generasi terdahulu yang shalih).

MENGENAI TA'WIL MIMPI
Sedangkan tentang ta’wil mimpi, tidak ada ilmu khusus yang mempelajari tentang hal ini. Namun jika kita kembalikan pada hadits di atas, Rasulullah telah mengisyaratkan bahwa

Orang yang paling benar mimpinya diantara kamu adalah orang yang paling benar perkataannya., Artinya mimpi orang yang benar dan tulus ucapannya bisa jadi dapat menjadi sebuah kenyataan. Sehingga kalau mimpinya baik maka mudah-mudahan mimpi itu akan membawa kebaikan juga. Sedangkan kalau mimpinya buruk maka hendaknya segera mohon perlindungan kepada Allah ta’ala agar hal itu tidak menjadi sebuah kenyataan.

Namun yang paling harus di perhatikan adalah tatkala kita akan tidur hendaknya kita mengikuti pola dan cara serta adab tidurnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam yaitu dengan berwudlu sebelum tidur, berdoa sebelum tidur membaca surat al Falaq dan An Naas, membaca ayat kursi, membaca tasbih, tahmid dan takbir serta tahlil. Lalu memiringkan tubuhnya ke sebelah kanan serta meletakkan tangan kanan di bawah pipinya. Mudah mudahan dengan kita melakukan hal ini jika kita bermimpi, mimpi kita akan membawa kebaikan.

SIKAP KITA SEBAGAI MUSLIM TERHADAP MIMPI
Apabila seorang hamba dekat dengan Rabbnya, maka Dia akan melimpahkan nur-Nya kepadanya. Hal ini sebagaimana dalam hadits Qudsi :
Dan tidaklah hamba-Ku ber-taqarrub kepada-Ku dengan sesuatu lebih Aku cintai dari apa yang telah Aku wajibkan atasnya, dan senantiasalah hamba-Ku ber-taqarrub kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Bila Aku telah mencintainya, maka Akulah pendengaran yang dengannya ia mendengar, penglihatan yang dengannya ia melihat, tangan yang dengannya ia memukul, kaki yang dengannya ia berjalan. Dan jika ia meminta kepada-Ku, niscaya Aku memberikannya dan bila ia berlindung kepada-Ku, niscaya aku melindunginya (HR Bukhari)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
Sesungguhnya Allah memiliki para hamba yang mengenali manusia dengan memperhatikan tanda-tanda (firasat). (Di-hasan-kan oleh Syaikh Al Albani)

Para nabi, shidiqqin, syuhada, dan shalihin selalu terbimbing oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Bimbingan-Nya dapat berupa mimpi dan firasat. Itu merupakan petunjuk dari-Nya sebagai anugerah/karunia bagi manusia-manusia terpilih yang benar-benar taat kepada Allah subhanahu wa ta'ala dan rasul-Nya, sebagaimana firman-Nya :

"Dan barang siapa menaati Allah dan rasul(-Nya) akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, para shidiqqin, para syuhada, dan para shalihin. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya
. (QS An Nisaa' : 69)

Yang perlu kita garis bawahi
, kita ini hanya manusia biasa yang banyak salah dan belum sebenar-benarnya taat kepada Allah subhanahu wa ta'ala dan rasul-Nya. Oleh karena itu, kita tidak mampu membedakan mana mimpi yang berasal dari Allah subhanahu wa ta'ala dan mana yang berasal dari syaitan. Tidak perlu lagi memikirkan mengenai mimpi apa pun. Sebaiknya menganggap mimpi sekadar bunga tidur, lalu lupakan. Jangan sampai kita terus memikirkannya sehingga mengganggu pikiran. Hal itu dapat membahayakan kesehatan jiwa kita karena membuat menjadi tidak tenteram.

---dari berbagai sumber---
From: M. Burhan Islami's Facebook

No comments: