Wednesday, March 18, 2009

Anjasmara




Asmaradana
Ia dengar kepak-kepak sayap kelelawar dan guyur sisa hujan dari daun karena angin pada kemuning. Ia dengar resah kuda serta langkah pedati ketika langit bersih menampakkan bimasakti yang jauh. Tapi diantara mereka berdua, tidak ada yang berkata-kata.

Ia ucapkan perpisahan itu, kematian itu. Ia melihat peta nasib, perjalan dan sebuah peperangan yang tidak semua disebutkan.

Lalu ia tahu, perempuan itu tak akan menangis. Sebab bila esok pagi pada rumput halaman ada tapak yang menjauh ke utara, ia takkan mencatat yang telah lewat dan yang akan tiba karena ia takkan berani lagi.

Anjasmara, adikku, tinggallah seperti dulu bulanpun lamban dalam angin, abai dalam waktu
Lewat remang dan kunang-kunang, kau lupakan wajahku, ku lupakan wajahmu.


Goenawan Mohamad
Pariksit, 1972.



Hubungannya apa karya sastra dan Anjasmara? Tidak ada. Hanya karena ada kata ”Anjasmara” dalam sastra Goenawan Mohamad, saya tampilkan gambar Anjasmara-Actor- untuk mempermanis halaman blog.
Mungkin sobat ada yang tahu maksud lain dari saya?


No comments: